Rajang Tembakau Garangan
Tieng,Kejajar, Wonosobo,27/08/2012,
Harga komoditas tembakau pada tahun kemarin sangat fantastis,beberapa
petani yang kebetulan membudidayakan tembakau mengatakan tahun kemarin
merupakan sejarah harga tembakau tertinggi, sehingga pendapatan petani
tembakaupun meningkat lumayan drastis.
Tapi tahukah kita bahwa untuk mengolah tembakau memerlukan cara yang rumit dan teliti dimulai dengan pemilihan daun tembakau yang akan dipetik, pemetikan tembakau yang dimulai dari daun yang paling bawah atau ampadan kemudian beberapa hari kemudian pemetikan daun tengah atau samparan dan langkah pemetikan terakhir adalah pragalan alias daun terbaik, ada juga yang membiarkan dari batang tanaman tembakau tumbuh cabang yang kemudian akan menghasilkan daun srintil, yang setelah diolah rasanya akan lebih nikmat dibanding dengan pragalan,setelah dibawa pulang kemudian di ruwek( diambil batang tengahnya) dibuat lintingan yang terdiri dari beberapa daun, setelah itu diperam ( diimbu) apabila sudah cukup matang yang ditandai dengan warna kekuningan dan agak lengket. kemudian dirajang dan menghasilkan luluhan.
Peralatan yang digunakan untuk merajang tembakau adalah :
Tapi tahukah kita bahwa untuk mengolah tembakau memerlukan cara yang rumit dan teliti dimulai dengan pemilihan daun tembakau yang akan dipetik, pemetikan tembakau yang dimulai dari daun yang paling bawah atau ampadan kemudian beberapa hari kemudian pemetikan daun tengah atau samparan dan langkah pemetikan terakhir adalah pragalan alias daun terbaik, ada juga yang membiarkan dari batang tanaman tembakau tumbuh cabang yang kemudian akan menghasilkan daun srintil, yang setelah diolah rasanya akan lebih nikmat dibanding dengan pragalan,setelah dibawa pulang kemudian di ruwek( diambil batang tengahnya) dibuat lintingan yang terdiri dari beberapa daun, setelah itu diperam ( diimbu) apabila sudah cukup matang yang ditandai dengan warna kekuningan dan agak lengket. kemudian dirajang dan menghasilkan luluhan.
Peralatan yang digunakan untuk merajang tembakau adalah :
- Cacak ( alat dari kayu untuk meletakkan daun-daun tembakau yang dinaiki oleh perajang.
- Gubit ( pisau super besar )
- Rigen ( tempat untuk meletakkan hasil rajangan)
- Wungkal / gerinda ( Batu asah)
- Gendek ( tempat meletakkan daun tembakau yang siap dirajang)
- Rimbegan (alat pengukur dari bambu , untuk memadatkan tembakau yang di ada di rigen
- Sapu oman
Biasanya yang merajang tembakau adalah kaum lelaki dan yang menata hasil rajangan (nganjang) adalah perempuan.pekerjaan ini memang memerlukan keterampilan khusus dan tenaga yang ekstra kuat karena, pisaunya sendiri sudah cukup berat dan untuk nganjang sampai membentuk eleran ( tatanan dalam bentuk kotak)tenaga perempuan yang diperlukan sudah cukup berat, dalam satu hari rata-rata bisa mengolah 4 rigen, untuk tenaga yang hebat dapat mengolah sejumlah 5 rigen.
Setelah selesai ditata yang biasanya satu rigen berisi 4/ 5 eler/kotak. kemudian didiamkan sampai sore, malam hari mulai dibakar/ dipanggang diatas api yang biasanya menggunakan tungku besar dan kayu bakarnya adalah jenis akasia atau kayu kopi, kegiatan ini namanya garang.
Pagi harinya kemudian di jemur digantangan tempat jemuran yang dibuat dari bambu.proses ini memerlukan waktu sekitar 4 - 7 hari, setelah benar-benar kering kemudian dikemas dalam besek( kotak yang terbuat dari anyaman bambu)langkah terakhir adalah menyimpan tembakau tersebut dalam ruang khusus.
Pengolahan tembakau garangan dengan tembakau untuk pabrik rokok memang sangat lain, dari kesulitan proses lebih mudah pengolahan tembakau untuk konsumsi pabrik rokok dibanding dengan tembakau garangan.
Mau tau harganya ? tembakau pragalan yang bagus bisa mencapai Rp. 800.000 - 1.000.000,- per rigen. atau Rp. 200.000,- per eler, cukup mahal memang dan akan lebih mahal lagi apabila telah disimpan lama mencapai 1 tahun, orang-orang kaya biasanya menyimpan tembakau sampai kurun waktu 5 tahun dan harganya bisa 2-3 kali lipat dari tembakau baru.
Pangsa pasar Tembakau garangan cukup luas seperti banten dan Cirebon, Tembakau Desa Tieng atau yang dikenal dengan tembakau swating sejak dulu sangat terkenal dan harganya termalah dari daerah lain.
Tembakau Tieng disukai penikmatnya karena rasanya yang sangat tajam dan menggigit dan banyak juga yang sampai nggliyeng( agak pusing),dengan ramuan bumbu klembak dan menyan.rasanya sangat luar biasa, bahkan lebih enak dari cerutu kata penikmatnya.
Tapi.. itukan tahun kemarin.... la tahun ini ?. . ?
Tieng, Kejajar, Wonosobo.
Jaman Dulu ketika Kentang
belum menjadi andalan komoditas pertanian dikawasan Dieng, ketika musim
tembakau tiba menjadi berkah bagi banyak pihak, mulai dari petani,
pedagang dan pekerjanya, itu duluuu.
Terlepas dari banyaknya kampanye anti rokok,larangan merokok dimana-mana
dan larangan lain yang terkait dengan tembakau, pada kenyataanya
tembakau masih menjadi komoditas pilihan bagi petani, terlebih lagi
untuk saat ini ketika komoditas kentang semakin sulit untuk
dipertahankan karena tingginya biaya produksi dan harga hasil panen yang
semakin tidak karuan.
Sekarang beda lagi keadaanya, komoditas tembakau tidak lagi menjadi
andalan utama bagi petani dikawasan Dieng, karena harganya sering tidak
tentu kadang tinggi sekali kadang anjlok sampai titik terbawah,tahun
kemarin harganya lebih bagus jauh dibanding dengan tahun ini. itulah
yang dikatakan oleh hampir semua petani yang saat ini menanam tembakau,
prediksi sebagian besar petani juga meleset, salah satu prediksi yang
digunakan adalah ketika ada kemarau agak panjang biasanya harga tembakau
agak lumayan, begitu kata muhlasin salah satu warga Kejajar, tap itahun
ini hancur dan bobotnyapun tidak ada, karena panasnya terlalu lama,
sementara harganya juga hanya setengahnya dibanding dengan tahun
kemarin, kalau tahun 2011 daun pragalan ( bagian atas) bisa sampai
8.000,- tapi tahun ini hanya 4.100,-.
Musim tembakau biasanya menjadi musim yang sangat sibuk bagi warga
desa karena waktu yang digunakan untuk bekerja bisa dari pagi sampai
malam sekitar jam. 22.00 WIb untuk tembakau garangan ( untuk lintingan
)dan akan lebih lama lagi bahkan sampai pagi lagi kalau daun tembakaunya
diolah menjadi Doal ( tembakau untuk Rokok pabrik ).Musim seperti ini
juga akan menjadi musim panen bagi pemilik kendaraan bak terbuka dan
truk karena untuk mengeringkan tembakau biasanya dilakukan sampai lokasi
yang sangat jauh untuk mengejar panas, bahkan sering sampai diluar
kabupaten.
Bukan hanya di kabupaten Wonosobo kesibukan yang terjadi di hampir semua
desa akan tetapi di Kabupaten Temanggung akan lebih heboh lagi, karena
mayoritas petaninya yang berada di lereng sindoro sumbing bercocok
tanam dan mengolah tembakau.
Hampir semua jalan dan tanah lapang yang ada digunakan untuk
memanaskan tembakau rajangan tersebut,sehingga jangan heran kalau mobil
dan motor yang melewati jalan tersebut akan sedikit kesulitan, dan hal
tersebut sudah menjadi tradisi dan kewajaran ketika musim tembakau tiba.
Ketika
musim tembakau tiba dan harganya sedang bagus, perilaku
petanipun biasanya jauh dari yang pernah kita bayangkan sebelumnya,
seperti sudah menjadi tradisi, bisa jadi ketika harga tembakau sedang
berada dipuncak, seluruh Dealer yang ada di Kabupaten Temanggung
kendaraannya ludes terbeli, baik motor maupun mobilnya, apa saja seolah
mau dibeli asal dapat dibeli, semua warung juga setiap saat penuh sesak
oleh petani bahkan cering muncul istilah kalo lagi harga lagi bagus
petani akan (cewok sprite)cebok dengan minuman Sprite.. Woow bisa
dibayangkan berapa uang yang mereka miliki dan apa yang akan terjadi
ketika mengalami semacam shock budaya seperti ini.
Tahun
ini tahun susah kata salah satu petani dan pengolah yang ada di Dusun
krakal Kelurahan Kejajar, dulu harganya perkilo 120.000 sekarang
kualitas terbaik hanya 60.000 jelasnya, jadi hampir tidak ada
keuntungannya, dan keadaan ini merata baik yang ada di Kecamatan
Kejajar, Garung sampai yang masuk kabupaten Temanggung juga sama. Petani
hanya bisa gigit jari tapi semua daun tembakau yang sudah ada harus
tetap diolah agar tidak terbuang tutupnya.
Pengolahan Tembakau yang agak aman adalah yang jenis Garangan yang
sebagian besar dilakukan oleh Petani di desa Tieng dan Serang, akan
tetapi dalam proses penjualannya harus lebih sabar karena biasanya
petani harus menunggu beberapa bulan agar tembakau tersebut lebih bagus,
bahkan akan lebih bagus lagi kalau sampai beberapa tahun tembakaunya
akan kelihatan kemerahan dan lebih lengket harganya pun sangat tinggi
dan biasanya dipasarkan sampai Cirebon dan Banten, bahkan banyak juga
yang sampai luar jawa dengan harga yang jauh berlipat ganda.